Membedah Buku Balanced Scorecard karya Robert S. Kaplan dan David P. Norton

Ketika Anda mencari referensi buku balanced scorecard, Anda mungkin akan menemukan karya dari Robert S. Kaplan dan David P. Norton di deretan paling atas.

Hal ini memang tidak mengherankan karena kedua tokoh ini yang memperkenalkan tentang teori tersebut kepada khalayak pada tahun 1992 dalam sebuah artikel yang tercantum dalam Harvard Business Review dengan judul The Balanced Scorecard – Measurement That Drive Performance.

Selanjutnya, kedua tokoh tersebut meluncurkan buku pertama tentang teori ini dengan judul The Balanced Scorecard – Translating Strategy Into Action pada tahun 1996. Dan, sekedar untuk informasi bahwa Robert S. Kaplan merupakan seorang profesor dan David S. Norton merupakan seorang konsultan manajemen.

Sejak adanya buku karya kedua penulis hebat tersebut, kini, banyak organisasi yang mulai mengaplikasikan manajemen kinerja dengan basis balanced scorecard pada instansi dan organisasi mereka. Meskipun perkenalan terhadap teori balanced scorecard bukan hal yang baru dalam dunia organisasi, namun, di Indonesia sendiri teori ini masih menjadi sesuatu yang termasuk baru untuk untuk diaplikasikan pada organisasi khususnya di instansi pengelolaan negara.

Ketika pertama kali mendengar dan mengenal konsep balanced scorecard, Anda mungkin memiliki pemikiran bahwa ini merupakan suatu alat manajemen yang bisa dimanfaatkan untuk merumuskan sebuah strategi perusahaan.

Bahkan, beberapa orang awam lain memiliki pemikiran bahwa konsep balanced scorecard ini bisa digunakan sebagai pengganti untuk strategi organisasi yang sudah ada sebelumnya secara menyeluruh.

Namun ternyata, semua pemikiran dan anggapan tersebut salah dan sesuai dengan judul buku yang ditulis oleh Kaplan dan Norton, mereka memberikan penjelasan bahwa konsep balanced scorecard bisa digunakan untuk menerjemahkan strategi organisasi yang sudah ada untuk disusun menjadi program-program kerja dengan memetakan menjadi alur sebab akibat yang bisa lebih mudah untuk dipahami.

Konsep dan dasar pemikiran tentang balanced scorecard yang dijelaskan Kaplan dan Norton sebenarnya merupakan sesuatu yang terbilang sederhana yang mana dalam upaya pengelolaan kinerja akan diperlukan suatu indikator pengukuran yang seimbang sehingga organisasi ataupun instansi bisa berjalan dengan lebih optimal.

Istilah balanced atau seimbang dalam konsep balanced scorecard bisa diartikan sebagai bentuk keseimbangan dalam pengukuran indikator antara aspek keuangan dan non keuangan serta seimbang pada pengukuran indikator dampak dan indikator pendorong atau yang lebih mudah dikenal dengan keseimbangan antara aspek proses dan hasil.

Selanjutnya, dalam buku yang ditulis oleh Kaplan dan Norton tersebut juga dijelaskan betapa keseimbangan yang diterapkan dalam strategi organisasi memiliki peranan yang sangat penting karena adanya keseimbangan tersebut akan bisa menghasilkan integrasi antar strategi yang ada pada perusahaan secara menyeluruh.

Apa yang ada dalam konsep balanced scorecard rupanya berbeda dengan gaya manajemen yang lama yang mana masih sering memisahkan strategi antar unik dalam sebuah organisasi. Ketika konsep balanced scorecard tersebut diterapkan dalam sebuah organisasi maka strategi yang sebelumnya terpisah dan berjalan sendiri-sendiri bisa saling berkaitan dan berhubungan sehingga akan lebih mudah untuk mewujudkan sebuah harmonisasi kerja antar unik kerja dalam organisasi tersebut.

Ada elemen dan komponen penting dalam konsep balanced scorecard untuk diaplikasikan dalam manajemen kinerja sebuah organisasi yaitu adanya indikator kinerja utama (key performance indicator).

Indikator ini bisa menjadi suatu alat ukuran yang dimanfaatkan dalam penentuan keberhasilan dari suatu strategi ataupun program kerja yang disusun oleh suatu organisasi.

Tentu saja, indikator kinerja utama ini hendaknya bersifat rasional dan kuantitatif untuk bisa dicapai. Sebagai sistem penilaian kinerja yang komprehensif, ada empat perspektif pengukuran dengan menggunakan konsep balanced scorecard seperti keuangan, pelanggan, proses internal, dan pengembangan SDM. Dengan adanya indikator utama tersebut maka proses yang akan dilakukan dalam penerapan strategi organisasi bisa terukur tingkat pencapaian dan keberhasilan kinerjanya.

Selanjutnya, supaya strategi organisasi tersebut bisa dilaksanakan dengan baik maka strategi tersebut harus dikomunikasikan kepada seluruh elemen organisasi atau karyawan.

Dalam konsep balanced scorecard juga terdapat istilah peta strategi sehingga strategi organisasi tersebut bisa menjadi lebih mudah untuk dikomunikasikan kepada seluruh elemen karyawan.

Ketika strategi organisasi mampu diterjemahkan dengan baik, bisa terintegrasi antara satu dengan unit lainnya, memiliki indikator kinerja utama yang jelas, terukur, dan definitif, serta telah dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh karyawan maka perusahaan ataupun organisasi akan menjadi lebih mudah untuk melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan dari strategi tersebut.

Meskipun mungkin konsep balanced scorecard belum lama diaplikasikan di beberapa organisasi di negara ini, namun, sejak awal diperkenalkan, konsep ini mendapatkan respon yang sangat bagus dari sejumlah kalangan organisasi dan perusahaan.

Buku balanced scorecard yang ditulis oleh Kaplan dan Norton sendiri hingga sekarang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.

Dan, dari survey yang ada di lapangan, konsep balanced scorecard rupanya menjadi salah satu konsep manajemen yang paling populer saat ini di Indonesia sehingga tidak mengherankan ketika banyak orang ingin mengenal dan mempelajari tentang konsep ini dan mengaplikasikan sebagai alat manajemen dalam peningkatan kinerja perusahaan dan organisasi.